Pendapatan
Nasional
Pendapatan nasional yaitu:
-
Nilai barang dan jasa yang dihasilkan
oelh suatu negara dalam suatu periode tertentu (satu tahun) yang dihitung
berdasarkan nilai pasar
-
Jumlah balas jasa yang diterima pemilik
faktor produksi karena penggunaan faktor 1produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dalam satu
periode tertentu (satu tahun)
-
Jumlah pengeluaran nasional untuk
membeli barang dan jasa yang dihasilkan
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic
Product (GDP) yaitu:
Nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga
masyarakat (termasuk warga negara asing) di
dalam suatu negara dalam periode tertentu biasanya satu tahun dinyatakan
dalam jumlah uang.
Perputaran Roda Perekonomian
Pertumbuhan
ekonomi suatu negara biasanya dihitung berdasarkan pertumbuhan ril dari GDP
negara tersebut, yakni seberapa besar GDP negara bertambah secara ril dari
tahun ke tahun. Pertumbuhan ini dihitung dengan cara membagi nilai dari output
suatu sektor ekonomi pada tahun tertentu dengan nilai output sektor tersebut
pada tahun sebelumnya dan dikali 100 % kemudian dikurangi 100. Bila GDP
mengalami pertumbuhan yang tinggi berarti pendapatan masyarakat juga akan
mengalami pertumbuhan yang tinggi, terlepas dari siapa atau kelompok mana dari
masyarakat yang menerima pendapatan tersebut. GDP Indonesia menurut lapangan
usaha berdasarkan harga yang berlaku dan harga konstan.
Metode Penghitungan Pendapatan Nasional
Ada tiga cara penghitungan pendapatan nasional,
yaitu:
1) Metode Output (Output Approach)
2) Metode Pendapatan (Income Approach)
3) Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)
1) Metode Output (Output Approach) atau Metode
Produksi
Menurut metode ini, PDB
adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara
penghitungan dalam praktik adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi
beberapa sektor produksi (industrial origin). Jumlah output masing-masing
sektor merupakan jumlah output seluruh perekonomian. Hanya saja, ada
kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari
output sektor lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi yang
lain lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan
ganda (double counting) atau bahkan multiple counting. Akibatnya angka PDB bisa
menggelembung beberapa kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindari
hal tersebut, maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi, yang
dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masing-masing sektor.
Aktivitas produksi yang baik adalah aktivitas yang
menghasilkan NT > 0. Dengan demikian besarnya PDB adalah:
2) Metode Pendapatan (Income Approach)
Metode pendapatan
memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi.
Kemampuan entrepreneur ialah kemampuan dan
keberanian mengombinasikan tenaga kerja, barang modal, dan uang untuk
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.
Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji.
Untuk barang modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset finansial
adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total
balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).
3) Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)
Menurut metode
pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total dalam perekonomian selama periode
tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis agregat dalam suatu
perekonomian:
1) Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)
2) Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)
3) Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)
4) Ekspor Neto (Net Export)
3) Pembentukan Modal Tetal Domestik Bruto
(Investment Expenditure)
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)
merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Yang termasuk dalam PMTDB adalah
perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun barang setengah jadi.
4) Ekspor Neto (Net Export)
Yang dimaksud dengan
ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor neto yang
positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daipada impor. Perhitungan ekspor
neto dilakukan bila perekonomian melakukan transaksi dengan perekonomian lain
(dunia).
Masalah
dan keterbatasan perhitungan PDB
a. Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan PDB akan
memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan
cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB,
sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00.
Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah
negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih
besar daripada US$ 800.
Kelemahan dari
pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan.
Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi
kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB
perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut
dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit
hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya
jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.
Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah
distribusi pendapatan.
Walaupun distribusi
pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat seluruh
penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi non tenaga kerja,
terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996,
sekitar 46% aset finansial dikuasai
hanya oleh sekitar 1% penduduk.
b. Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Umumnya ukuran tingkat
kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi,
kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada
hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat
kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial
makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika
sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat,
kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. Sehingga gizi,
kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan,
kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB per kapita
disertai perbaikan distribusi pendapatan.
Masalah mendasar dalam
perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB
hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang
dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan
uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada
norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya
kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga
ketenangan batin.
Jadi kita tidak bisa
serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika
Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin
(misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di
negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.
Contoh
soal
1. Diketahui:
- Dalam satuan juta
a. Pendapatan Nasional Rp. 1.000,8
b. Pajak – pajak Pribadi Rp. 082,8
c. Tabungan Pribadi Rp. 036,0
d. Investasi Bruto Rp. 201,6
e. Disposable Income Rp. 792,0
f. Pajak – pajak Tidak Langsung Rp. 115,2
g. Ekspor Netto Rp. 021,6
h. Investasi Netto Rp. 118,8
I. Bunga Yang Dibayar Konsumen Rp. 018,0
Ditanya:
1. Pendapatan Personal (Personal Income)
2. Besarnya Pengeluaran Konsumsi
3. Besarnya Pengeluaran Pemerintah
Jawab:
1. Pendapatan Personal – Pajak Pendapatan Personal =
Pendapatan Personal Disposabel
( PP – PPP = PPD )
PP = PPD + PPP
= 792,0 + 082,8
= 874,8
2. Besarnya Pengeluaran Konsumsi:
= Pajak – pajak Tidak Langsung + Bunga Yang Dibayar
Konsumen
= 115,2 + 018,0
= 133,2
3. Besarnya Pengeluaran Pemerintah: 792,0
sumber :
http://himawanpras67.blogspot.com/2013/03/pendapatan-nasional.html
http://prita-puspa.blogspot.com/2012/06/perputaran-roda-perekonomian.html
http://menantikepastian.blogspot.com/2011/04/metode-penghitungan-pendapatan-nasional.html
http://ichaald.blogspot.com/2012/06/metode-perhitungan-pendapatan-nasional.html
sumber :
http://himawanpras67.blogspot.com/2013/03/pendapatan-nasional.html
http://prita-puspa.blogspot.com/2012/06/perputaran-roda-perekonomian.html
http://menantikepastian.blogspot.com/2011/04/metode-penghitungan-pendapatan-nasional.html
http://ichaald.blogspot.com/2012/06/metode-perhitungan-pendapatan-nasional.html
thanks ya infonya !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id
sama" gan..smoga bermanfaat..maaf balesnya kburu basi..hhe
BalasHapus